Rabu, 26 Desember 2007

preservatives?ENGGAK DEE...

Apa itu preservatives?
cara gimana liat makanan yang aman dikonsumsi dan makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya.

3 komentar:

all about food mengatakan...

Makanan Sehat, Bebas Formalin dan Borax
mochammadkhoironbhisri- detikfood

Prigen - Pemakaian bahan terlarang, formalin dan borax dalam makanan, tidak sekedar isyu. Dirjen POM di berbagai daerah sudah membuktikan pemakaian bahan terlarang dalam sebagian besar makanan. Bagaimana mendeteksinya? Bagaimana menyajikan makanan sehat untuk keluarga? Coba simak tips berikut ini.

Bahan Terlarang : Yang tergolong dalam bahan tambahan terlarang dalam makanan adalah bahan-bahan yang tidak seharusnya dikonsumsi oleh manusia baik dalam jumlah kecil maupun besar. Bahan kimia terlarang yang sering dipakai adalah formalin, borax dan zat pewarna tekstil Rhodamin B. Formalin seharusnya dipakai hanya untuk mengawetkan mayat supaya tidak berbau dan tidak busuk. Borax banyak dipakai untuk bahan sabun cuci sedangkan Rhodamin B adalah pewarna tekstil bukan pewarna makanan. Tentu saja konsumsi bahan-bahan tersebut dalam jumlah kecilpun dalam jangka panjang akan membawa akibat pada kesehatan, di antaranya munculnya kasus kanker.

Cara mendeteksi : Ikan segar yang direndam dalam larutan fromalin akan kaku, kenyal dagingnya, kulitnya keras, insangnya tetap merah, matanya bening, baunya kurang anyir dan tidak dikerumuni lalat. Untuk cumi-cumi, dagingnya akan liat, tidak bisa dipatahkan dengan tangan hanya dengan pisau. Pada ikan teri, akan membuat ikan teri menjadi kaku dan berwarna putih dan tidak berbau. Saat dibuat perkedel atau rempeyek akan tetap kaku. Hal yang sama berlaku untuk ikan asin. Sebagian besar ikan asin berukuran besar seperti jambal roti, kakap diawetkan dengan larutan formalin karena mudah busuk. Untuk bakso sapi, warna bakso lebih putih, kenyal dan saat direndam dalam kuah panas menebarkan aroma mirip obat atau kapur. Bakso sapi tanpa borax lebih gelap warnanya, cenderung cokelat gelap. Tahu dengan tambahan larutan formalin, lebih kenyal, permukaannya cenderung lebih keras, tidak mudah basi meskipun tidak dikukus atau tidak direndam air dingin dan disimpan dalam kulkas. Mi basah yang memakai formalin, berwarna kuning, kenyal dengan aroma air abu dan aroma obat yang tajam saat diseduh.

Cara menghindari: Agak sulit menghindari konsumsi bahan makanan yang bebas bahan berbahaya mengingat hampir sebagian besar bahan makanan tercemar bahan tersebut. Untuk ikan segar terutama ikan laut, tiap kali membeli, tekan-tekan badan ikan, jika agak lembut cenderung empuk berarti ikan terbebas dari larutan formalin. Coba cium aroma ikan, pilih ikan yang masih anyir aromanya. Jika ingin menghindari, sebaiknya jangan mengkonsumsi ikan laut, beralih saja pada ikan air tawar yang masih hidup seperti mujair, gurami atau ikan mas dna nila. Untuk sementara sebaiknya jangan mengkonsumi ikan asin dalam ukuran besar. Untuk bakso sapi, ada baiknya buat bakso sapi sendiri dari daging sapi pilihan bermutu bagus. Meskipun agak mahal tetapi lebih sehat. Untuk tahu, pilih tahu yang lembut permukaannya dan bagian dalamnya. Seperti jenis tahu air dan egg tofu, meskipun tidak tahan lama dan mudah hancur tahu ini lebih aman. Untuk mi basah, sebaiknya pilih yang berwarna tidak mencolok dan memakai telur sebagai bahan. Mi basah ini harganya lebih mahal dan tidak tahan disimpan lama. Kalau ingin aman, anda bisa membuat mi segar sendiri. Khusus untuk pemakaian bahan pewarna tekstil mudah terlihat dengan warna-warna mencolok dan menggiurkan. Sebaiknya, buat sendiri jajanan dengan pewarna makanan meskipun sedikit repot dan mahal.iron/

all about food mengatakan...

Bahaya Formalin dan Boraks

Ciri makanan berformalin:

Mi basah:

a. Bau sedikit menyengat.
b. Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25 Celsius). Pada suhu 10 derajat C atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
c. Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.

Tahu:

a. Bentuknya sangat bagus.
b. Kenyal
c. Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius). Pada suhu lemari es 10 derajat Celcius tahan lebih dari 15 hari.
d. Bau agak menyengat.
e. Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.

Ikan:

a. Warna putih bersih.
b. Kenyal.
c. Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
d. Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
e. Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat

Bakso:

a. Kenyal.
b. Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.

Ikan asin:

a. Ikan berwarna bersih cerah.
b. Tidak berbau khas ikan.
c. Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25 derajat C).
d. Liat (tidak mudah hancur).

Ayam potong:

a. Berwarna putih bersih.
b. Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.

Boraks Bisa Mematikan

Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air.

Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.

Ciri makanan berboraks:

Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratotium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.

Bakso:

*Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
*Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
*Tahan lama atau awet beberapa hari
*Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
*Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
*Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.

Gula Merah:

*Sangat keras dan susah dibelah.

*Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.

Pewarna Kain di Jajanan Anak

Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (Rhodamin B), methanyl yellow, amaranth.

Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Payahnya lagi, bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal.

Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B:

1. Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik.
2. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).
3. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
4. Baunya tidak alami sesuai makanannya.

all about food mengatakan...

BAHAYA FORMALIN DALAM TUBUH KITA

Formalin yang dicampur dalam makanan, sambung Euis, bila dimakan akan bereaksi cepat dengan lapisan lendir di saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Pada dosis rendah, formalin dapat menyebabkan sakit perut akut disertai muntah-muntah, menimbulkan depresi susunan saraf, serta kegagalan peredaran darah. Dalam dosis tinggi, formalin dapat menyebabkan kejang-kejang, kencing darah, tidak bisa kencing, dan muntah darah, hingga akhirnya menyebabkan kematian.

Penggunaan boraks pada dosis rendah bisa terakumulasi di otak, hati, dan lemak. Untuk pemakaian dalam jumlah banyak, boraks dapat mengakibatkan demam, koma, kerusakan ginjal, pingsan, dan kematian. Biasanya gejala akibat keracunan boraks muncul antara tiga sampai lima hari. Gejala awalnya berupa mual-mual, muntah, diare, kejang, dan kemudian muncul bercak-bercak pada kulit, serta kerusakan pada ginjal.

Zat paling berbahaya adalah rhodamin B. Bahan ini bila dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan pada fungsi hati, bahkan kanker hati. Bila mengonsumsi makanan yang mengandung rhodamin B, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak, sehingga lama-kelamaan jumlahnya terus bertambah. �Dampaknya baru akan kelihatan setelah puluhan tahun kemudian,� kata Euis.

Sri Iwa Ningsih, ahli gizi dan makanan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, membenarkan bahaya bahan campuran dalam makanan anak-anak itu. Menurutnya, anak-anak yang sering mengonsumsi jajanan yang mengandung formalin, boraks, rhodamin B, dan zat berbahaya lain, biasanya rentan terhadap penyakit. �Pertumbuhan badannya juga cenderung lambat,� kata Sri.

Sebetulnya, pemakaian pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat sudah dilarang, kecuali untuk penderita diabetes. Namun, pada kenyataannya, bahan-bahan itu masih sering dipakai untuk campuran gula agar jajanan yang dijual terasa manis. Padahal, �Dua zat pemanis itu berpotensi menyebabkan kanker kandung kemih pada manusia,� ucap Sri.

Menyangkut pewarna buatan, rhodamin B, Sri berharap agar pemerintah bertindak tegas untuk melarang pemakaiannya sebagai bahan campuran dalam makanan. Sebab, sampai sekarang, pemakaiannya masih diizinkan. Di beberapa negara pun, hal itu telah dilarang. �Penggunaan bahan pewarna buatan dalam makanan bukan hanya tidak aman, tapi juga tak punya nilai gizi,� ungkap Sri.

Toh, Euis Megawati mengaku tak mungkin buru-buru menindak produsen rumah tangga yang membuat jajanan anak. Sementara ini, kata Euis, instansinya mau memberikan penyuluhan lebih dulu tentang bahaya zat-zat tersebut kepada para pedagang. Masalahnya, para pedagang menggunakan bahan-bahan itu sekadar bermaksud agar produksinya tahan lama dan berwarna lebih menarik, selain harganya jadi tak mahal. �Mereka tak tahu kalau zat-zat itu berbahaya,� kata Euis.

Tak bisa dimungkiri, kebanyakan jajanan anak tergolong buatan rumah tangga. Jumlahnya banyak, sehingga sulit dikontrol. Mungkin ada baiknya bila para produsen rumah tangga ini harus punya sertifikat panganan industri rumah tangga, yang akan dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
vBulletin v3.5.1, Copyright ©2000-2007, Jelsoft Enterprises Ltd.